top of page
Gambar penulisAi-Wei Chen

10 Adat Makan Taiwan

Jadi kamu udah rencana mau jalan-jalan atau lagi siap-siap untuk tinggal di Taiwan nih. Atau kamu cuma penasaran aja sama budaya makan di negeri Formosa ini. Yang manapun kondisimu, di sini kamu bisa simak hasil catatan berdasarkan pengamatan saya mengenai budaya makan dan makanan Taiwan buat persiapan atau sekedar mengobati rasa penasaranmu. Ada referensinya, tapi bukunya ketinggalan di rumah dan saya malas…dasar penulis malas haha…cari informasi bukunya di internet. Secara buku jadul warisan bapak tua yang sudah lebih dari empat puluh tahun tinggal di sini. Okeh, selamat menyimak.


1. Tanda Kasih


<span>Photo by <a href="https://unsplash.com/@kliao12?utm_source=unsplash&amp;utm_medium=referral&amp;utm_content=creditCopyText">Kuan Liao</a> on <a href="https://unsplash.com/s/photos/taiwan-food?utm_source=unsplash&amp;utm_medium=referral&amp;utm_content=creditCopyText">Unsplash</a></span>

Photo by Kuan Liao on Unsplash


Seperti negara kita, Taiwan juga mengalami jaman perang. Mereka melawan Republik Rakyat Tiongkok, Belanda, dan terakhir Jepang. Pada masa itu makanan demikian sulit sehingga memberikan makanan merupakan tanda pertemanan, hubungan baik, dan persaudaraan. Adat ini sampai sekarang masih berjalan.

Bila teman Taiwanmu memberimu makanan maka artinya dia mau berteman baik denganmu. Untuk meresponnya kamu bisa memberinya makanan khas daerahmu atau khas Indonesia. Dengan begitu dia merasa kamu merespon positif ajakannya berteman baik. Tak harus dalam bentuk makanan, bisa juga souvenir atau apapun yang khas pasti menunjukkan niat baik hatimu.


2. Berbagi



Bila kebetulan kamu bawa makanan ke sekolah atau tempat kerja, jangan lupa bagi ke teman-teman biar mereka merasakannya juga. Makan sendiri tidak apa, tapi lebih baik bila membuka diri untuk berbagi. Meski biasanya orang Taiwan sungkan dan akan menolak kecuali sudah teman akrab sekali tak lagi malu berbagi. Berbagi makanan dianggap jadi salah satu tanda keakraban dan hubungan yang baik. Mengingat masyarakat Taiwan juga masih komunal, artinya mengedepankan kebersamaan dalam kelompok.


Selain itu, acap kali makanan tersaji di meja makan di mana setiap orang akan memegang mangkok dengan isi nasinya sendiri. Dulu setiap orang bebas menggunakan sumpit yang dipakainya untuk mengambil makanan dari piring bersama. Agak jijik, tapi itulah tradisinya. Meski dulu hal ini merupakan kewajaran tapi sekarang hanya dilakukan di lingkaran dekat sosial, seperti keluarga atau sahabat akrab saja. Masyarakat local lebih sadar kebersihan dan kesehatan sehingga di atas piring sajian akan disediakan sumpit yang digunakan untuk mengambil makanan ke mangkok kita. Perhatikan baik-baik mengenai hal ini.


3. Perayaan Ulang Tahun

Kalo ada yang ulang tahun, beda dengan budaya Indonesia, orang yang merayakan tidak akan dituntut untuk mentraktir makanan. Orang Taiwan sangat pengertian dan punya budaya sungkan yang tinggi. Jadi kalopun yang ulang tahun menawarkan diri untuk mentraktir teman-teman yang makan bersamanya akan menolak dengan sopan karena tidak mau membebani temannya.

Tentu saja ada pengecualian, pertama bila sudah direncanakan sebagai pesta ulang tahun dan diundangan baik lisan maupun tertulis dinyatakan tuan rumah akan mentraktir. Kedua, bila sudah jadi teman akrab. Tentu saja di antara sobat karib traktir mentraktir bukanlah masalah yang perlu jadi sumber kesungkanan. Sama-sama tahulah.


4. Haram


Babi merupakan salah satu daging paling popular di negara yang berusaha memeroleh pengakuan internasional ini. Daging babi bisa diperoleh dalam berbagai bentuk produk, mulai dari daging segar sampai abon dan dendeng. Selain itu minyak babi juga dianggap sebagai minyak paling lezat sehingga dipakai dalam berbagai jenis makanan mulai dari nasi goreng sampai kue. Karena itu, meski dibilang makanan tertentu tidak ada daging babinya, masih ada kemungkinan dia menggunakan minyak babi. Buat kawan-kawan yang pantang babi, musti hati-hati.

Untungnya para penjual makanan sudah tahu bahwa orang Indonesia banyak yang tak mengonsumsi daging ini. Mereka akan memberi tahu bila produk tertentu mengandung produk dari daging terlarang ini. Mereka punya etika bisnis yang cukup bersih dalam hal ini. Patut diacungi jempol.

Selain itu kamu juga boleh tenang karena beberapa tahun belakangan saya perhatikan banyak produk dengan cap “Halal”. Ada juga beberapa supermarket yang menjual produk-produk halal, seperti daging ayam, sapi dan banyak lagi. Tempat belanja ini bisa jadi pilihan ketika ingin masak sendiri.


5. Sumpit

Ada tiga hal yang perlu diingat mengenai sumpit: pertama, sumpit adalah satu-satunya alat makan yang salalu tersedia; dua, jenis-jenis sumpit; tiga, hal taboo sumpit.

Sumpit adalah alat makan yang paling sering dipakai di sini ketimbang sendok dan garpu. Tapi jangan kuatir karena biasanya di tempat makan disediakan sendok bebek plastik. Sendok ini kurang nyaman dipakai bila kamu belum terbiasa. Hanya kalo sudah siap mental ya apapun yang terjadi boleh juga, daripada tak jadi menikmati santapan lezat di hadapan mata.

Sumpit yang tersedia di tempat makan ada tiga jenis. Pertama, sumpit dari logam. Menurut saya secara pribadi, sumpit ini paling nggak enak dipakai. Saya “alergi” mendengar suara benturan logam dengan gigi. Jadi sumpit ini paling saya hindari. Selain itu, banyak orang yang merasa sumpit logam licin bila dipakai dan dingin sekali saat musim dingin. Menurut yang saya dengar, katanya sumpit logam dipopulerkan oleh Korea.

Jenis sumpit kedua, sumpit plastic atau melamin. Sumpit ini jadi pilihan saya daripada jenis pertama. Hanya banyak yang tak tak suka dengan bahannya yang bereaksi kurang baik ketika bersentuhan dengan panas. Mengenai hal ini coba kamu cari info lebih lanjut sendiri haha…dasar penulis malas ;p


Sumpit ketiga, sumpit kayu. Sumpit ini terbuat dari bambu. Sumpit bamboo ada yang bisa dipakai ulang, dan ada yang sekali pakai biasanya dibungkus plastic dan langsung buang setelah dipakai. Kamu boleh merasa aman pakai sumpit bamboo yang bisa dipakai ulang. Hanya perlu menimbang beberapa hal untuk pakai sumpit bamboo habis pakai.

Berikut alasannya: pertama, sumpit ini setelah dipakai kemudian dicuci ulang dengan berbagai macam zat kimia, kemudian dibungkus lagi buat dipakai ulang. Tentu saja, kalau saya sih, agak ngeri dengarnya. Kedua, ketika sumpit ini sudah bersih lagi kemudian dibungkus dengan plastic baru. Bayangkan berapa banyak plastic terpakai untuk konsumsi sumpit ini. Ketiga, yang harus membuat kamu nyadar betapa berbahayanya menggunakan sumpit ini adalah bahwa mereka dibuat di Indonesia!! Tentu saja mereka dibuat dari bamboo yang meski tumbuh tergolong lebih cepat dari pohon lainnya, tapi tetap saja butuh waktu.

Solusinya, bawalah alat makan sendiri. Minimal bawalah kotak alat makan berisi sumpit, sendok dan bila perlu garpu. Di sini dijual banyak macam dan aneka ragam alat makan pribadi yang bisa dibawa saat jalan. Dengan begitu kamu bisa menjaga kesehatanmu karena berbagi alat makan di tempat umum beresiko berbagi bakteri.


Hal terakhir, ada beberapa hal tabu yang tak boleh kamu lakukan dengan sumpit.

  • Menancapkan sumpit pada gundukan nasi di mangkok.

Hal ini harus dihindari terutama ketika kamu makan di tempat umum. Artinya kamu sedang memberikan kutuk kematian. Posisi sumpit begini hanya dilakukan di acara pemakaman seperti ketika dupa ditancapkan di tempatnya.

  • Jangan menggunakan sumpit untuk mengetuk mangkok.

Hal ini berarti kamu sedang meminta-minta atau memohon-mohon.

  • Jangan mengaduk-aduk makanan dari piring bersama untuk memilih makanan yang kamu suka.

Jorok dan dianggap tidak sopan.

  • Jangan menggunakan sumpit secara terbalik.

Bagian lebih kecil selalu di bawah dan bagian lebih besar di atas. Biar nggak malu.

  • Jangan menggunakan sumpit untuk menunjuk orang.

Hal ini menunjukkan penghinaan dan artinya kamu sedang memandang rendah orang lain.

7. Beberes setelah makan


Masyarakat Taiwan sangat efisien dalam menjalankan bisnisnya. Di warung-warung makan prasmanan, atau seperti di Indonesia warung tegal, pemilik atau bos yang punya warung ikut melayani pembeli hanya dengan satu atau dua anggokat keluarga lain yang membantunya. Upah tenaga kerja di Taiwan jauh lebih tinggi dari di Indonesia, sehingga biasanya bisnis makanan demikian tidak menyewa banyak pelayan.

Mereka punya budaya yang membuat konsumen rajin membersihkan alat makannya sendiri dan membawanya ke rak mangko dan sumpit. Selain itu biasanya sampah dibagi menjadi tiga, pertama sampah sisa makanan untuk peternakan babi, kedua sampai yang bisa didaur ulang seperti piring, mangkok, dan sumpit. Ketiga sampah habis pakai, seperti tisu dan barang lain. Model aturan makan begini berlaku juga di tempat makan dari Amerika, seperti McDonald’s, dan KFC misalnya.

Memang tidak semua restoran begini, jadi ketika kamu makan di luar, liat bagaimana aturan yang berlaku di tempat makan tersebut. Bila konsumen harus membereskan alat makannya sendiri maka kamu harus melakukannya, jangan ditinggal berantakan di atas meja. Jadilah konsumen yang sopan.


8. Minum Sop


Di negara kita, biasanya tempat makan juga jual berbagai macam minuman. Di Taiwan, tempat makan nasi rames dan warung mie pada umumnya tidak menjual berbagai macam minuman. Hanya saja, mereka akan menyediakan sop dan minuman gratis.

Pembeli boleh nambah sebanyak yang mereka bisa minum dan makan tanpa bayar lagi. Di beberapa tempat makan, gratisan ini termasuk nasi, mie dan sup manis seperti bubur ketan merah, es cincau manis, dan es kacang merah ketika musim panas. Kebiasaan orang Taiwan setelah makan adalah minum sop. Jadi sop selalu hadir dalam setiap hidangan makan, seperti krupuk atau cabe yang harus selalu ada buat orang Jawa.


9. Toko Minuman

Bila kamu mengharapkan minuman lain selain teh, kamu bisa ke toko minuman. Jadi toko minuman dan makanan memang terpisah, semua memiliki spesialisasi dagangan masing-masing. Warung minuman juga macam-macam, ada toko teh, toko susu, toko yogurt, toko kopi, toko smoothie, dan banyak lagi. Di toko-toko itu kamu akan bisa pilih berbagai variannya dengan bahan dasar seperti nama tokonya, baik dingin, hangat, maupun panas. Untuk pesan minuman di toko inipun ada caranya. Kalo ada yang minat baca, saya bisa tulis lain kali.





10. Nasi dan Mie

Mirip di Indonesia, makanan pokok Taiwan adalah nasi dan mie. Orang local harus makan salah satu dari makanan ini supaya bisa bilang bahwa dia sudah makan. Seperti kita yang suka bilang “Aku belum makan.” Kalau belum makan nasi atau mie. Karena itu Taiwan ahli dalam mengembangkan berbagai jenis beras, dan berbagai jenis mie. Lebih beraneka ragam sehingga membuka mata saya bahwa teknologi mie di negara kita itu ternyata dibawa oleh para pedagang dari Tiongkok ke tanah air.


Gitu deh, semoga bermanfaat buat yang mau wisata kuliner atau tinggal di Taiwan. Makanan dan minuman di sini juga banyak yang mirip Indonesia lho. Barang kali kamu nggak cocok dengan jenis-jenis makanan local yang rasanya terlalu aneh atau terlalu tawar, satu-satunya cara mengobati sakit lidahmu bukan Cuma lari ke toko Indonesia buat beli sambel terasi atau sambel bajak. Kamu juga bisa cari makanan-makanan Taiwan yang mirip dengan makanan Indonesia buat mengobati rindumu dengan makanan di kampong halaman.

11 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


Post: Blog2_Post
bottom of page